Senin, 07 September 2015

Bahan Kimia Berbahaya di Rumah Tangga

Mungkin banyak di antara kita yang tak menyadari bahwa banyak sekali zat kimia berbahaya di sekitar kita yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.


Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan kesehatan manusia.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah, sampah B3 merupakan sampah spesifik yang meliputi:
-        Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.
-        Sampah yang mengandung limbah B3.
-        Sampah yang timbul akibat bencana.
-        Bongkaran puing bangunan.
-        Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah.
-        Sampah yang timbul secara periodik.

Perlu kita ketahui, tidak semua bahan kimia itu berbahaya dan sintetis. Bahan-bahan kimia yang kita temui dalam kehidupan kita pada asalnya di bagi menjadi dua yaitu bahan kimia alami dan buatan.
a.       Bahan Kimia alami
Bahan kimia alami adalah bahan kimia yang telah terdapat di alam contohnya adalah air, bawang merah, minyak cengkeh dan lain-lain. Dalam pemakaiannya bahan kimia alami biasanya tidak menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan.

b.      Bahan kimia buatan (sintetis)
Bahan kimia buatan (sintetis) merupakan bahan kimia yang dibuat di pabrik dalam skala besar. Contohnya adalah detergen, pemutih pakaian, sabun, plastik, asam sulfat dan lain-lain. Bahan kimia buatan ini biasanya menimbulkan masalah bagi kesehatan manusia dan lingkungan jika dalam penggunaanya berlebihan  seperti bersifat racun atau sukar terurai sehingga mencemari lingkungan.

 Beberapa bahan kimia berbahaya yang biasa digunakan di rumah tangga antara lain:

1.      Cairan Pembersih





Pembersih adalah bahan yang berfungsi untuk membantu mengangkat dan melarutkan kotoran yang melekat pada suatu benda. Kita dapat mengelompokkan bahan kimia sebagai pembersih berdasarkan kemasannya masing-masing. Bahan kimia utama dalam pembersih sering disebut sebagai bahan aktif. Bahan aktif ini berfungsi sebagai surfaktan. Selain bahan kimia utama tersebut tentu saja masing-masing produk pembersih mendapatkan tambahan bahan-bahan yang dapat mengoptimalkan fungsi produk tersebut sesuai dengan tujuan penggunaannya. Misalnya air, aroma, pengental, alkohol, garam dapur, minyak atsiri, mineral, bahan pencemerlang, bahan untuk mempertahankan warna, penguat (builder), pelembut, pewarna, pewangi, pengawet, dan sebagainya. Jangan sekali-kali membuang botol-botol bekas cairan pembersih rumah tangga sembarangan! Cairan pembersih rumah tangga ini juga mengandung banyak sekali bahan kimia yang berbahaya. Cairan kimia ini juga bisa membuat pipa-pipa saluran pembuangan air terkorosi. Cairan ini juga ada yang mudah terbakar, oleh karena itu jangan menyisakannya ketika hendak membuangnya. Buanglah tempat sampah ini ke tempat-tempat pengelolaan sampah berbahaya.


2.      Detergen


Komponen pembersih utama berikutnya adalah detergen. Dewasa ini hampir semua jenis pembersih menggunakan detergen. pembersih yang memiliki daya pembersih efektif di dalam semua jenis larutan. Bahan dasar detergen adalah alkil benzena sulfonat atau sering disingkat ABS. Dibandingkan dengan sabun, detergen memiliki daya cuci lebih baik karena tetap efektif untuk mencuci walaupun dengan menggunakan air sadah maupun air dingin. Supaya kotoran yang terlepas tidak kembali menempel, biasanya ditambahkan zat kimia tertentu yang disebut anti-redeposisi. Contoh zat anti-redeposisi adalah metil karboksi selulosa.

3.      Pemutih


Kita dapat mengetahui kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam pemutih dari kemasannya. Dengan menggunakan pemutih yang biasanya mengandung bahan kimia utama klorin dan natrium perborat, pakaian putih yang ternoda dapat menjadi lebih putih cemerlang Meskipun demikian, kita harus berhati-hati dalam penggunaannya. Bahan kimia klorin dan natrium perklorat adalah bahan aktif yang cukup berbahaya.


4.      Pembasmi Serangga (Insektisida)


Penggunaan insektisida sebaiknya disesuaikan dengan keperluannya saja. Pemakaian bahan kimia jenis ini bila berlebihan dan tidak hati-hati justru dapat membahayakan manusia. Efek negative dari pemakaian insektisida yang berlebihan atau pemakaian yang tidak hati-hati antara lain adalah keracunan yang dapat merenggut jiwa. Insektisida yang masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran air. Hal ini akan mengakibatkan terbunuhnya binatang-binatang air.Jika tumbuh-tumbuhan atau daging hewan yang tercemar tersebut dikonsumsi oleh manusia, akibatnya bisa fatal. Orang yang mengonsumsi dapat keracunan bahkan dapat terkena kanker yang berisiko kematian.

5.      Baterai


Sampah baterai tergolong sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) karena mengandung logam berat seperti merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel, dan lithium. Meskipun sudah tak bisa menyalakan barang elektronikmu, baterai tersebut tetap mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Ini berlaku untuk semua jenis baterai, termasuk baterai batu, baterai jam tangan, baterai lithium, sampai yang bisa diisi ulang.
Jika diamati, pada bagian belakang baterai ponsel tertera simbol tong sampah yang disilang. Itu salah satu tanda bahwa tidak diperbolehkan membuang sampah itu sembarangan. Bahan-bahan kimia yang terkandung pada baterai bisa meresap ke dalam tanah dan bercampur pada pasokan air tanah. Jika ini terus berlangsung, air yang kita pakai sehari-hari bisa teracuni, dan ini bisa berdampak serius bagi kesehatan manusia.

6.      Lampu Neon


Lampu itu bermacam-macam jenisnya. Lampu pijar dan lampu halogen tidak mengandung senyawa yang berbahaya bagi makhluk hidup, sehingga boleh kamu buang ke tempat sampah. Sementara itu, lampu neon atau TL mengandung bahan kimia beracun. Dilarang keras untuk membuangnya ke tempat sampah begitu saja. Ketika lampu ini pecah, ia akan melepaskan merkuri. Buanglah sampah lampu ini ke pusat pengelolaan limbah berbahaya terdekat.

7.      Kaleng Semprotan Aerosol (Spray)

Banyak produk-produk yang menggunakan kemasan kaleng semprotan, seperti obat nyamuk, pewangi ruangan, parfum, hairspray, dan cat. Kemasan semprotan ini selalu punya propellant yang ditekan, dan di dalamnya pasti ada bahan-bahan kimia berbahaya yang membuat kita tak bisa membuangnya sembarangan.
Beberapa produk aerosol itu juga sangat rentan terbakar dan meledak terkena benturan atau suhu panas. Ingat, di Indonesia kita masih sering melihat orang-orang yang membersihkan sampah dengan cara membakarnya.

8.      Elektronik


Sampah barang elektronik seperti TV, DVD, kamera digital, komputer, printer, ponsel, radio, cartridge, charger dan yang lainnya tidak seharusnya berakhir di TPS umum.  Limbah elektronik mengandung logam berat seperti kadmium dan timah. Sampah elektronik adalah penyebab utama polusi tanah dan air. Karena limbah-limbah seperti ini, tanah dan air jadi terkontaminasi dengan logam-logam berat yang beracun bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.

9.      Alat Pendingin


Alat-alat pendingin rumah tangga seperti kulkas, AC, dan freezer mengandung refrigeran atau freon, isolasi busa, dan zat-zat kimia berbahaya yang bisa merusak lingkungan. Freon juga bisa menipiskan lapisan ozon bumi, sehingga pastikan benda pendingin yang kamu beli di masa depan tidak mengandung zat ini.

10.  Kosmetik


Beberapa kosmetik masih mengandung bahan kimia berbahaya seperti merkuri. Dan parahnya lagi, bahan-bahan kimia itu tidak bisa terurai hanya dengan air. Akibatnya, kosmetik yang dibuang sembarangan bisa mengkontaminasi air tanah.
Wadah kosmetik yang kosong pun juga nggak bisa dibuang begitu aja. Kita mesti membawanya ke tempat-tempat yang bisa mendaur ulangnya.

11.  Sampah Plastik


Kita semua pasti sudah mengetahui bagaimana bahaya sampah plastik bagi kehidupan makhluk bumi. Sampah-sampah plastik ini butuh waktu ratusan tahun sendiri untuk terurai. Meskipun sekarang sudah gencar kampanye larangan penggunaan sampah plastik, tapi tetap saja masih banyak yang tidak peduli.

12.  Minyak Goreng


Minyak yang dibuang melalui saluran pembuangan air lama-kelamaan akan menjadi padat dan menjadi penyumbat. Selain itu, sisa-sisa minyak goreng ini bisa terbawa hingga sungai dan laut, dan pada akhirnya mencemari ekosistem. Ini tentu sangat berbahaya bagi makhluk hidup yang berhabitat disana.

13.  Obat-obatan


Jika memiliki obat-obatan yang sudah kadaluarsa atau tidak terpakai lagi, jangan pernah membuangnya ke tempat sampah. Selain bahan kimia yang terkandung di dalamnya dapat berefek buruk bagi lingkungan, obat-obatan yang kamu buang itu juga bisa disalahgunakan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab.

14.  Cat


Kaleng-kaleng sisa cat dan bahan-bahan yang sudah terkontaminasi oleh cat sangat rentan untuk terbakar. Cat berbahan minyak, pernis, dempul, hingga pengencer minyak tergolong ke dalam limbah berbahaya; mereka juga mengandung bahan kimia yang mengancam manusia dan lingkungan.

15.  Lem dan Bahan Perekat


Lem dan bahan perekat lainnya mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Jangan membuangnya begitu aja, terlebih lagi ketika masih dalam keadaan cair. Ini bisa saja mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup lainnya. Sebelum membuangnya ke tong sampah, keringkan isinya terlebih dahulu. Barulah setelah itu kita boleh membuangnya ke tempat sampah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar