Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah
setiap limbah yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracun yang karena
sifat atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup dan atau membahayakan
kesehatan manusia.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18
Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah,
sampah B3 merupakan sampah spesifik yang meliputi:
-
Sampah
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.
-
Sampah
yang mengandung limbah B3.
-
Sampah
yang timbul akibat bencana.
-
Bongkaran
puing bangunan.
-
Sampah
yang secara teknologi belum dapat diolah.
-
Sampah
yang timbul secara periodik.
Perlu kita ketahui, tidak semua bahan kimia itu
berbahaya dan sintetis. Bahan-bahan kimia yang kita temui dalam kehidupan kita
pada asalnya di bagi menjadi dua yaitu bahan kimia alami dan buatan.
a.
Bahan
Kimia alami
Bahan
kimia alami adalah bahan kimia yang telah terdapat di alam contohnya adalah
air, bawang merah, minyak cengkeh dan lain-lain. Dalam pemakaiannya bahan kimia
alami biasanya tidak menimbulkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan.
b.
Bahan
kimia buatan (sintetis)
Bahan
kimia buatan (sintetis) merupakan bahan kimia yang dibuat di pabrik dalam skala
besar. Contohnya adalah detergen, pemutih pakaian, sabun, plastik, asam sulfat
dan lain-lain. Bahan kimia buatan ini biasanya menimbulkan masalah bagi
kesehatan manusia dan lingkungan jika dalam penggunaanya berlebihan seperti bersifat racun atau sukar terurai
sehingga mencemari lingkungan.
Beberapa bahan kimia berbahaya yang biasa
digunakan di rumah tangga antara lain:
1.
Cairan Pembersih
Pembersih
adalah bahan yang berfungsi untuk membantu mengangkat dan melarutkan kotoran
yang melekat pada suatu benda. Kita dapat mengelompokkan bahan kimia sebagai
pembersih berdasarkan kemasannya masing-masing. Bahan kimia utama dalam
pembersih sering disebut sebagai bahan aktif. Bahan aktif ini berfungsi sebagai
surfaktan. Selain bahan kimia utama tersebut tentu saja masing-masing produk
pembersih mendapatkan tambahan bahan-bahan yang dapat mengoptimalkan fungsi
produk tersebut sesuai dengan tujuan penggunaannya. Misalnya air, aroma,
pengental, alkohol, garam dapur, minyak atsiri, mineral, bahan pencemerlang,
bahan untuk mempertahankan warna, penguat (builder), pelembut, pewarna,
pewangi, pengawet, dan sebagainya. Jangan
sekali-kali membuang botol-botol bekas cairan pembersih rumah tangga
sembarangan! Cairan pembersih rumah tangga ini juga mengandung banyak sekali
bahan kimia yang berbahaya. Cairan kimia ini juga bisa membuat pipa-pipa
saluran pembuangan air terkorosi. Cairan ini juga ada yang mudah terbakar, oleh
karena itu jangan menyisakannya ketika hendak membuangnya. Buanglah tempat
sampah ini ke tempat-tempat pengelolaan sampah berbahaya.
2.
Detergen
Komponen
pembersih utama berikutnya adalah detergen. Dewasa ini hampir semua jenis
pembersih menggunakan detergen. pembersih yang memiliki daya pembersih efektif
di dalam semua jenis larutan. Bahan dasar detergen adalah alkil benzena
sulfonat atau sering disingkat ABS. Dibandingkan dengan sabun, detergen
memiliki daya cuci lebih baik karena tetap efektif untuk mencuci walaupun
dengan menggunakan air sadah maupun air dingin. Supaya kotoran yang terlepas
tidak kembali menempel, biasanya ditambahkan zat kimia tertentu yang disebut
anti-redeposisi. Contoh zat anti-redeposisi adalah metil karboksi selulosa.
3.
Pemutih
Kita
dapat mengetahui kandungan bahan kimia yang terdapat di dalam pemutih dari
kemasannya. Dengan menggunakan pemutih yang biasanya mengandung bahan kimia
utama klorin dan natrium perborat, pakaian putih yang ternoda dapat menjadi
lebih putih cemerlang Meskipun demikian, kita harus berhati-hati dalam
penggunaannya. Bahan kimia klorin dan natrium perklorat adalah bahan aktif yang
cukup berbahaya.
4. Pembasmi
Serangga (Insektisida)
Penggunaan
insektisida sebaiknya disesuaikan dengan keperluannya saja. Pemakaian bahan
kimia jenis ini bila berlebihan dan tidak hati-hati justru dapat membahayakan
manusia. Efek negative dari pemakaian insektisida yang berlebihan atau
pemakaian yang tidak hati-hati antara lain adalah keracunan yang dapat
merenggut jiwa. Insektisida yang masuk ke perairan akan menimbulkan pencemaran
air. Hal ini akan mengakibatkan terbunuhnya binatang-binatang air.Jika
tumbuh-tumbuhan atau daging hewan yang tercemar tersebut dikonsumsi oleh
manusia, akibatnya bisa fatal. Orang yang mengonsumsi dapat keracunan bahkan
dapat terkena kanker yang berisiko kematian.
5.
Baterai
Sampah
baterai tergolong sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) karena mengandung
logam berat seperti merkuri, mangan, timbal, kadmium, nikel, dan lithium.
Meskipun sudah tak bisa menyalakan barang elektronikmu, baterai tersebut tetap
mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Ini berlaku untuk semua jenis baterai,
termasuk baterai batu, baterai jam tangan, baterai lithium, sampai yang bisa
diisi ulang.
Jika
diamati, pada bagian belakang baterai ponsel tertera simbol tong sampah yang
disilang. Itu salah satu tanda bahwa tidak diperbolehkan membuang sampah itu
sembarangan. Bahan-bahan kimia yang terkandung pada baterai bisa meresap ke
dalam tanah dan bercampur pada pasokan air tanah. Jika ini terus berlangsung,
air yang kita pakai sehari-hari bisa teracuni, dan ini bisa berdampak serius
bagi kesehatan manusia.
6.
Lampu Neon
Lampu
itu bermacam-macam jenisnya. Lampu pijar dan lampu halogen tidak mengandung
senyawa yang berbahaya bagi makhluk hidup, sehingga boleh kamu buang ke tempat
sampah. Sementara itu, lampu neon atau TL mengandung bahan kimia beracun.
Dilarang keras untuk membuangnya ke tempat sampah begitu saja. Ketika lampu ini
pecah, ia akan melepaskan merkuri. Buanglah sampah lampu ini ke pusat
pengelolaan limbah berbahaya terdekat.
7.
Kaleng Semprotan Aerosol
(Spray)
Banyak
produk-produk yang menggunakan kemasan kaleng semprotan, seperti obat nyamuk,
pewangi ruangan, parfum, hairspray, dan cat. Kemasan semprotan ini selalu punya
propellant yang ditekan, dan di dalamnya pasti ada bahan-bahan kimia berbahaya
yang membuat kita tak bisa membuangnya sembarangan.
Beberapa
produk aerosol itu juga sangat rentan terbakar dan meledak terkena benturan
atau suhu panas. Ingat, di Indonesia kita masih sering melihat orang-orang yang
membersihkan sampah dengan cara membakarnya.
8.
Elektronik
Sampah
barang elektronik seperti TV, DVD, kamera digital, komputer, printer, ponsel,
radio, cartridge, charger dan yang lainnya tidak seharusnya berakhir di TPS
umum. Limbah
elektronik mengandung logam berat seperti kadmium dan timah. Sampah elektronik
adalah penyebab utama polusi tanah dan air. Karena limbah-limbah seperti ini,
tanah dan air jadi terkontaminasi dengan logam-logam berat yang beracun bagi
manusia, hewan, dan tumbuhan.
9.
Alat Pendingin
Alat-alat
pendingin rumah tangga seperti kulkas, AC, dan freezer mengandung refrigeran
atau freon, isolasi busa, dan zat-zat kimia berbahaya yang bisa merusak
lingkungan. Freon juga bisa menipiskan lapisan ozon bumi, sehingga pastikan
benda pendingin yang kamu beli di masa depan tidak mengandung zat ini.
10.
Kosmetik
Beberapa
kosmetik masih mengandung bahan kimia berbahaya seperti merkuri. Dan parahnya
lagi, bahan-bahan kimia itu tidak bisa terurai hanya dengan air. Akibatnya,
kosmetik yang dibuang sembarangan bisa mengkontaminasi air tanah.
Wadah
kosmetik yang kosong pun juga nggak bisa dibuang begitu aja. Kita mesti
membawanya ke tempat-tempat yang bisa mendaur ulangnya.
11.
Sampah Plastik
Kita
semua pasti sudah mengetahui bagaimana bahaya sampah plastik bagi kehidupan
makhluk bumi. Sampah-sampah plastik ini butuh waktu ratusan tahun sendiri untuk
terurai. Meskipun sekarang sudah gencar kampanye larangan penggunaan sampah
plastik, tapi tetap saja masih banyak yang tidak peduli.
12.
Minyak Goreng
Minyak
yang dibuang melalui saluran pembuangan air lama-kelamaan akan menjadi padat
dan menjadi penyumbat. Selain itu, sisa-sisa minyak goreng ini bisa terbawa
hingga sungai dan laut, dan pada akhirnya mencemari ekosistem. Ini tentu sangat
berbahaya bagi makhluk hidup yang berhabitat disana.
13. Obat-obatan
Jika
memiliki obat-obatan yang sudah kadaluarsa atau tidak terpakai lagi, jangan
pernah membuangnya ke tempat sampah. Selain bahan kimia yang terkandung di
dalamnya dapat berefek buruk bagi lingkungan, obat-obatan yang kamu buang itu
juga bisa disalahgunakan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab.
14. Cat
Kaleng-kaleng
sisa cat dan bahan-bahan yang sudah terkontaminasi oleh cat sangat rentan untuk
terbakar. Cat berbahan minyak, pernis, dempul, hingga pengencer minyak
tergolong ke dalam limbah berbahaya; mereka juga mengandung bahan kimia yang
mengancam manusia dan lingkungan.
15. Lem dan Bahan Perekat
Lem
dan bahan perekat lainnya mengandung bahan-bahan kimia berbahaya. Jangan
membuangnya begitu aja, terlebih lagi ketika masih dalam keadaan cair. Ini bisa
saja mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup lainnya. Sebelum
membuangnya ke tong sampah, keringkan isinya terlebih dahulu. Barulah setelah
itu kita boleh membuangnya ke tempat sampah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar